اَيَحْسَبُ الْاِنْسَانُ اَلَّنْ نَّجْمَعَ عِظَامَهٗۗa yaḫsabul-insânu allan najma‘a ‘idhâmahApakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya?
يُنَبَّؤُا الْاِنْسَانُ يَوْمَىِٕذٍ ۢ بِمَا قَدَّمَ وَاَخَّرَۗyunabba'ul-insânu yauma'idzim bimâ qaddama wa akhkharPada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dia kerjakan dan apa yang telah dia lalaikan.
اَيَحْسَبُ الْاِنْسَانُ اَنْ يُّتْرَكَ سُدًىۗa yaḫsabul-insânu ay yutraka sudâApakah manusia mengira akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?
ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوّٰىۙtsumma kâna ‘alaqatan fa khalaqa fa sawwâKemudian, (mani itu) menjadi sesuatu yang melekat, lalu Dia menciptakan dan menyempurnakannya.
فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْاُنْثٰىۗfa ja‘ala min-huz-zaujainidz-dzakara wal-untsâLalu, Dia menjadikan darinya sepasang laki-laki dan perempuan.
اَلَيْسَ ذٰلِكَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يُّحْيِىَ الْمَوْتٰىࣖa laisa dzâlika biqâdirin ‘alâ ay yuḫyiyal-mautâBukankah (Allah) itu kuasa (pula) menghidupkan orang mati?