فَلَمَّا رَجَعُوْٓا اِلٰٓى اَبِيْهِمْ قَالُوْا يٰٓاَبَانَا مُنِعَ مِنَّا الْكَيْلُ فَاَرْسِلْ مَعَنَآ اَخَانَا نَكْتَلْ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَfa lammâ raja‘û ilâ abîhim qâlû yâ abânâ muni‘a minnal-kailu fa arsil ma‘anâ akhânâ naktal wa innâ lahû laḫâfidhûnMaka, ketika mereka telah kembali kepada ayah mereka (Ya‘qub), mereka berkata, “Wahai ayah kami, kita tidak akan mendapat jatah (gandum) lagi (jika tidak membawa saudara kami). Oleh karena itu, biarkanlah saudara kami pergi bersama kami agar kami mendapat jatah. Sesungguhnya kami benar-benar akan menjaganya.”