وَّجَعَلْنَا فِيْهَا رَوَاسِيَ شٰمِخٰتٍ وَّاَسْقَيْنٰكُمْ مَّاۤءً فُرَاتًاۗwa ja‘alnâ fîhâ rawâsiya syâmikhâtiw wa asqainâkum mâ'an furâtâKami menjadikan padanya gunung-gunung yang tinggi dan memberi minum kamu air yang tawar?
اِنْطَلِقُوْٓا اِلٰى مَا كُنْتُمْ بِهٖ تُكَذِّبُوْنَۚinthaliqû ilâ mâ kuntum bihî tukadzdzibûn(Dikatakan kepada orang-orang kafir), “Pergilah menuju apa (neraka) yang selalu kamu dustakan.
اِنْطَلِقُوْٓا اِلٰى ظِلٍّ ذِيْ ثَلٰثِ شُعَبٍinthaliqû ilâ dhillin dzî tsalâtsi syu‘abPergilah menuju naungan (asap api neraka) yang mempunyai tiga cabang
اِنَّهَا تَرْمِيْ بِشَرَرٍ كَالْقَصْرِۚinnahâ tarmî bisyararing kal-qashrSesungguhnya ia (neraka) menyemburkan bunga api bagaikan istana (yang besar dan tinggi),
هٰذَا يَوْمُ الْفَصْلِ جَمَعْنٰكُمْ وَالْاَوَّلِيْنَhâdzâ yaumul-fashli jama‘nâkum wal-awwalîn(Dikatakan kepada mereka,) “Inilah hari Keputusan. Kami kumpulkan kamu dan orang-orang terdahulu.
اِنَّ الْمُتَّقِيْنَ فِيْ ظِلٰلٍ وَّعُيُوْنٍۙinnal-muttaqîna fî dhilâliw wa ‘uyûnSesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (pepohonan surga yang teduh) dan (ada di sekitar) mata air
كُلُوْا وَاشْرَبُوْا هَنِيْۤـــًٔا ۢ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَkulû wasyrabû hanî'am bimâ kuntum ta‘malûn(Dikatakan kepada mereka,) “Makan dan minumlah dengan nikmat karena apa yang selalu kamu kerjakan.”
كُلُوْا وَتَمَتَّعُوْا قَلِيْلًا اِنَّكُمْ مُّجْرِمُوْنَkulû wa tamatta‘û qalîlan innakum mujrimûn(Dikatakan kepada orang-orang kafir,) “Makan dan bersenang-senanglah kamu (di dunia) sebentar. Sesungguhnya kamu adalah para pendurhaka!”
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ ارْكَعُوْا لَا يَرْكَعُوْنَwa idzâ qîla lahumurka‘û lâ yarka‘ûnApabila dikatakan kepada mereka, “Rukuklah,” mereka tidak mau rukuk.
فَبِاَيِّ حَدِيْثٍ ۢ بَعْدَهٗ يُؤْمِنُوْنَࣖfa bi'ayyi ḫadîtsim ba‘dahû yu'minûnMaka, pada perkataan manakah sesudahnya (Al-Qur’an) mereka akan beriman?