فَلَمَّا رَاَوْهُ عَارِضًا مُّسْتَقْبِلَ اَوْدِيَتِهِمْ قَالُوْا هٰذَا عَارِضٌ مُّمْطِرُنَاۗ بَلْ هُوَ مَا اسْتَعْجَلْتُمْ بِهٖۗ رِيْحٌ فِيْهَا عَذَابٌ اَلِيْمٌۙfa lammâ ra'auhu ‘âridlam mustaqbila audiyatihim qâlû hâdzâ ‘âridlum mumthirunâ, bal huwa masta‘jaltum bih, rîḫun fîhâ ‘adzâbun alîmMaka, ketika melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, mereka berkata, “Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kita.” (Bukan,) tetapi itu azab yang kamu minta agar disegerakan kedatangannya, (yaitu) angin yang mengandung azab yang sangat pedih.